Februari 13, 2011

Spiritual Divide


Apakah manusia dapat hidup dengan makan roti saja? Banyak orang mengalami kecukupan secara jasmani, tetapi mengalami kekosongan scara rohani. Mungkin ia merasa tidak ada gunanya? Hartanya yang tidak trhitung banyaknya tidak dapat membeli kedamaian yang diperlukannya. Kedamaian dan ketenangan menjadi komoditi yang mahal yang tidak dapat dibeli, tetapi harus dicari dan diminta. Hidup seseorang harus seimbang.  Spiritual divide menggambarkan kesenjangan antara kehidupan jasmani dan rohani. Orang terlalu menekankan pada masalah jasmani, rumah, mobil, dan perlengkapannya. Mereka semua tidak mempunyai spirit. Ada rumah mewah tetapi tidak ada spirit di dalamnya. Namun ada rumah sederhana dengan penghuni yang penuh dengan keceriaan. Mana yang lebih menguasai hidup kita, jasmani atau rohani? Banyak orang sadar bahwa hidup itu perlu keseimbangan tetapi tidak mau melakukannya. Asal dapat makan dan minum bisa bertahan hidup. Soal spiritual nanti dulu, spiritual kan benda yang tidak nampak, kita bisa saja mengabaikannya. Jangan salah saudara, orang bunuh diri, membunuh, menghina, merampas hak orang lain, itu semua karena kemiskinan rohani. Mengapa orang makan secara  jasmaninya tetapi tidak mengenyangkan rohaninya? Kenapa orang hanya bertumpu pada masa kini, tidak berpikir pada masa depan? Iri hati, benci, pembunuhan, fitnah, tidak menjadi masalah, asal saya sendiri tenang dalam kehidupan ini. Apa betul? Apakah orang dapat hidup tenang setelah berbuat jahat kepada orang? Dari luar mungkin bisa, tetapi dari dalam? Ketenangan jiwa itu sulit dicari dan mahal. Ia bagai tetes embun di padang pasir. Raja Saul selalu mengejar Daud. Ia tidak bisa tenang sebelum membunuh Daud. Tetapi orang yang lebih rohani yang menang. Sebenarnya kita tidak boleh mengotak-ngotakkan masalah duniawi dan rohani. Dalam kerja duniawi, kita juga harus berpikir secara spiritual. Perlakukan karyawan dengan penuh kasih. Bekerjalah dengan tekun dan majukanah usaha di mana kita bekerja. Dalam dunia spiritual, kita juga harus berpikir bahwa kita masih di dunia. Kalau kita hanya memenangkan diri kita saja menjadi spiritual, tetapi tidak dapat memenangkan orang lain, maka kita akan sulit berkembang dan gagal. Supaya ad keseimbangan maka hidup kita perlu hal-hal berikut:
1.    Nilai – nilai yang jelas
Di dunia ini hanya ada 10% orang yang mempunyai, menganut dan melaksanakan nilai-nilai yang jelas dalam hidupnya. Banyak orang bergerak dalam nilai abu-abu, sehingga terjadi kompromi. Mereka tidak jelas, apakah ini dunia atau rohani. Pengotokannya begitu jelas. Nilai-nilai hidup itu sangat penting karena mereka akan menjadi pengerak dalam keberaan kita. Kalau kita memegang nilai-nilai kita, maka kita tahu arah hidup kita. Nilai ini menggerakkan sikap dan kita akan bergerak pada tujuan kita. Manusia tidak bisa terlalu fokus pada banyak hal, mereka harus memiliih pada hal-hal yang penting saja yang mempengaruhi hidup mereka. Kalau Anda disuruh memilih, nilai mana yang akan Anda ambil, spiritual atau duniawi
2.     Hidup penuh konflik
Hidup ini penuh konflik. Seorang rohaniawan sekalipun akan mengalami konflik, apalagi orang biasa yang kerohaniannya belum tentu seimbang dengan jasmaninya. Berapa waktu yang kita sediakan untuk aktifitas rohani? Hanya waktu makan dan tidur atau sepanjang hari bekerja secara rohani. Yang disebut spiritual divide adalah seperti digital divide. Digital divide adalah kesenjangan yang terjadi di dunia ini dalam bidang teknologi informasi. Kesenjangan yang membedakan orang melek teknologi di kota dan di desa. Demiikian juga dengan spiritual divide, kalau kita miskin secara rohani dan miskin secara jasmani, maka kita akan sulit mengatasi konflik. Kita tidak memiliki peganan apa-apa untuk mengatasi konflik yang kita hadapi.
3.     Keputusan
Kalau kita mempunyai nilai-nilai yang kita hayati, maka dalam kesulitan kita dapat menyerahkan keputusan pada nilai yang sudah kita tetapkan. Misalnya, Walt Disney dengan Disneylandnya mempunyai nilai nomor 1 yang jelas soal keputusan yang penting yakni keselamatan pengunjungnya. Kalau ada sedikit jeritan pengunjung, para pemandu Walt Disney harus segera bertindak meninggalkan pertunjunkan yang sedang dilakukannya, kalau perlu. Jadi mereka mempunyai patokan yang jelas dalam mengambil keputusan karena mengacu pada nilai-nilai yang sudah ditetapkan.
4.     Ujian Akhir
Entah kita lebih memikirkan masalah spiritual atau duniawi, hidup kita akan berahir dengan suatu ujuan. Saudara tentu sadar bahwa ujian secara duniawi tidak dapat ditawar lagi, yakni setiap orang pasti akan meninggal. Tetapi keputusan lulunya ujian spiritual ditentukan sekarang, selagi Anda masih hidup, surga atau neraka, akan ditentukan oleh nilai spiritual yang Anda anut sekarang

Nah saudara, pilihan di tangan Anda, keseimbangan apa yang Anda miliki? Itulah yang menentukan jalannya hidup Anda saat ini dan di akhir nanti. 

Februari 12, 2011

Pemulihan


Proses pemulihan itu penting dan membutuhkan waktu. Banyak orang nampak sehat secara jasmani, tetapi di dalamnya keropos. Berbagai emosi yang disimpan di dalam dirinya telah menggerogotinya. Yang pasti ia tidak berani bercerita kepada siapa-siapa karena malu. Kalau menceritakan hal sukses, orang tentu bangga, tapi kalau masalah kejiawaan sangat sulit untuk diceritakan kepada orang lain, karena nanti jadi bagian dari lingkaran pergosipan. Orang yang membutuhkan, tidak ma dating ke psikiater. Bagi banyak orang, harga diri itu sangat penting. Dari jaman dulu kita kenal dengan istilah bibit, bebet, bobot. Kita selalu harus menjadi turunan orang baik-baik, bermartabat dan mempunyai pengaruh besar. Pesan dari orangtua adalah jangan mempermalukan keluarga, martabat harus dijaga. Kalau kita dalam guncangan kejiwaan dan tidak dipulihkan, maka masalahnya akan semakin mendalam dan untuk menggalinya kembali kembali, akan sangat susah. Seorang psikiater akan selalu menggali masa lalu kita, ia perlu mengetahui mulai kapan terjadinya gangguan kejiwaan dan dari titik itu dia akan mencoba meluruskan masalahnya. Orang yang mengalami gangguan ini akan mengalami banyak fobia, takut gagal, atau hal-hal yang menakutkan lainnya. Yang dia butuhkan adalah pemulihan. Pemulihan itu sendiri merupakan suatu proses, dia bukan barang instan. Pulih berarti bangkit dari suatu luka, untuk kembali berhasil. Psikiater bisa membantu kita, tetapi kita sendiri harus mau berperan menjadi bagian pemulihan tersebut. Jadi ini merupakan masalah kemauan  diri kita untuk bangkit. Kita jangan menyalahkan diri sendiri, memukul diri sendiri dan membuat diri kita tidak berdaya kalau kita mengenang masa lalu. Hal ini dapat membuat kita depresi. Memikul tanggung jawab berarti Anda menyadari suatu fakta bahwa pilihan yang kita buat di masa lalu mempunyai kontribusi untuk keadaan kita saat ini. Kalau memang merupakan kegagalan, terimalah dan tak perlu menyalahkan diri.
·      Jika kita kurang waktu namanya kita kurang bisa mengatur waktu
·      Kalau anak kita melawan kita, berarti kita tidak punya waktu untuk mengajar
·      Kalau anak kita gagal dalam bertanding, artinya kita kurang berlatih
·      Kita gagal dalam sekolah, berarti kita kurang belajar
·      Kita dalam jurang perceraian, berarti kita kurang membagi kasih pada pasangan

Yang penting jangan mencari kambing hitam, tetapi terimalah dan ambillah tanggung jawab dan mau memperbaikinya. Kita jangan memainkan peran korban, karena harganya mahal. Walaupun kita gagal, kita arus mengambil peran pemenang. Gagal itu biasa, karena merupakan bagian dari keberhasilan. Kita cukup bangkit satu kali lebih banyak dari kegagalan kita. Kita juga sering merasa kuat untuk menyelesaikan persoalan menurut cara kita. Kita lupa adanya tawaran pertolongan dari Tuhan melalui api Roh Kudus yang menjadi perantara kita dan memohonkan pertolongan atas nama kita pada Tuhan. Ingatlah:
1.     Kalau Anda tertekan maka jiwa Anda yang hancur akan dipenuhi Roh Tuhan
Ia yang akan merawat Anda dalam keadaan sesulit apapun, seberapa rendahnya kejiwaan Anda. Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah. Jadi bertahanlah!
2.     Melalui penderitaan, Anda akan menerima kuasa kasih Tuhan
Percobaan yang Anda alami sudah dirancang sebagai percobaan-percobaan biasa, yang tidak akan melebihi kekuatan kita. Ia akan memberi jalan keluar, supaya kita dapat menaggungnya.
3.     Penderitaan diberikan untuk mengajar kita
Jangan merasa marah karena medapat penderitaan. Penderitaan  membuat  kita menjadi dewasa dalam iman. Kalau kita merasa tertindas, tujuannya untuk kita mengingat janji-janji yang dapat diberikan untuk pemulihan kita

Saudara, jangan tebenah dalam masalah, keluarlah dari masalah, mohon untuk dipulihkan. Pemulihan berarti kita membutuhkan pertolongan dari pihak lain. Kita tidak dapat menyelesaikan masalah dengan kekuatan kita. Pemulihan ini juga hanya sementara karena tubuh kita juga akan meninggalkan dunia ini. Itulah kemenangan yang luar biasa. Kita tidak dapat hidup di dunia selama-lamanya. Waktu juga akan memisahkan kita.

Februari 10, 2011

Pelayaan Kasih dan Pemuridan di Lembaga Permasyarakatan Subang, JABAR.



Pelayanan Kasih Korban Bencana Alam di Tasikmalaya, JABAR.



Pikiran Perlu Vitamin


  Saudara, mungkin Anda bertanya, apa betul pikiran kita memerlukan vitamin? Bukankah tubuh kita sudah banyak mendapatkan vitamin? Ternyata bukan tubuh saja yang memerlukan vitamin, tetapi pikiran kita juga memerlukan kesehatannya. Kalau tidak biasa kita akan mengalami gangguan otak, misalnya menderita stroke. Mengapa manusia suka memberikan vitamin pada tubuhnya, tetapi lupa memberikan vitamin untuk pikirannya? Bukankah pikiran kita yang mengendalikan segala kemauan, gerakam dan tindakan kita? Pikiran yang sehat itu sangat diperlukan di masa kini, karena banyak orang yang pikirannya macet. Pikiran itu bisa mengalami kejenuhan, kadang–kadang mengandung kedengkian, kebencian dan iri hati. Supaya ia tetap sehat, ia memerlukan vitamin. Walaupun secara fisik manusia akan menurun, namun otaknya akan tetap berkembang meski bertambah tua. Otak kita dapat belajar 7 fakta per detik dalam sisa hidup kita, namun tetap tersedia ruang untuk terus belajar. Otak kita juga lebih kompleks dari super komputer yang ada di dunia. Neuron di otak kita dapat membuat hubungan baru sepanjang hidup kita, Neuron kita hebat sekali, walaupun setiap hari kita kehilangan ribuan sel sepanjang hidup kita. Makanya saya anjurkan untuk makan vitamin-vitamin A,B,C,D dan E.
 
 1.  A = Asih (Agape)
Ini vitamin penting, yakni kasih, kasih atau Agape. Kasih itu tidak berkesudahan, sementara yang lain akan berakhir. Kasih itu sabar, murah hati, tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, mengaharpkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Luar biasa bukan vitamin kasih itu. Kalau Anda memilikinya, pasti hidup ini taakan repot. Orang yang berhasil dalam pernikahanya pasti memiliki vitamin A. Suami dan istri yang mendorong karir atau pekerjaan pasangannya dengan perasaan kasih, pasti membuat pasangannya berhasil. Agape atau kasih kitam dapat dirasakan oleh orang di sekeliling kita dan menimbulkan suasana positif. Kasih tidak perlu disebut tetapi akan berdampak luar biasa.
2. B = Berdoa
Vitamin kedua adalah vitamin B yakni berdoa. Doa merupakan nafas orang percaya. Dia bisa memberi kekuatan pada saat tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan, mengalami kesulitan. Kalau kita dapat bernafas 26.000 dalam sehari, mengapa kita tidak dapat berdoa lebih banyak daripada sekedar melakukan ritual doa. Berdoalah dan berimanlah, karena iman dapat memindahkan “gunung-gunung” kesulitan Anda.
3.  3.  = Ceria
Vitamin ketiga adalah vitamin C atau berwajah ceria. Hati yang gembira adalah obat dan semangat yang patah mengeringkan tukang. Untuk menjadi ceria modalnya cuma senyuman. Kalau kita belum terbiasa senyum, kita perlu latihan. Keceriaan mendorong orang ingin atau senang berhubungan dengan kita. Senyum itu hanya memerlukan 26 otot, bandingkan dengan marah yang memerlukan 62 otot. Senyum adalah modal untuk mempermudah pekerjaan kita, karena mana mungkin ada orang yag marah dengan senyuman orang. Charles Darwin dalam bukunya “Expression of emotions in man and animals”  menulis bahwa emosi kita dan ekspresi kita saling terkait dalam system kebiasaan kita, sehingga kita tidak bisa benar-benar merasakan suatu emosi sepenuhnya kecuali kalau kita mengekspresikannya. Ternyata senyum itu membantu kita untuk lebih bersahabat dengan orang. Tetapi berikan senyum yang setulusnya, bukan senyum buatan.
4.  4D = Dorongan
Tidak ada kata ajaib lain dalam mewujudkan suatu cita-cita selain dorongan untuk bertindak. Kita tidak bisa hanya mengasihani, berdoa atau ceria, untuk mencapai yang kita cita-citakan. Kkta perlu memoliki dorongan untuk bertindak. Langkah pertama selalu berat, tetapi hasilnya terlalu indah.
5. 5.  E = Empati
Kalau kita lebih beruntung dari orang lain, tunjukannlah empati kita. Empati bisa berupa pujian yang bisa memberi dorongan dalam hidup, yakni dorongan agar dia juga berhasil. Di Amerika, 65% orang bekerja tidak mendapat penghargaan dan mereka keluar dari perusahaannya. Pujian dapat mednorong orang untuk mengadakan perubahan dalam dirinya, dari tidak bisa menjadi bisa. Untuk tiap orang yang berhasil, pasti ada orang di dekatnya yang selalu memberi dorongan.

Nah saudara, kenapa Anda tidak segera mengambil resep vitamin yang dibutuhkan pikiran Anda, sehingga pikiran menjadi cemerlang?

Februari 06, 2011

Cultivating Your Community

A community requires commitment. It takes God’s power and our effort to produce a loving Christian community. If you’re tired of fake fellowship and you would like to cultivate real fellowship and a loving community in your cell group and church, you will need to make some though choices and risks.                                   
Cultivating community takes honesty. You will have to care enough to lovingly speak the truth, even when you would rather gloss over a problem or ignore an issue. Whole it much easier to remain silent when others around us are harming themselves or others with a sinful pattern it is not the loving thing to do. When everyone knows about the problem, but no one talks about it openly, this creates a sick environment of secrets where gossip thrives. As conflicts handled correctly, we grow closer to each other. The Bible says, “In the end, people appreciate frankness more than flattery.”                                                                                     
Cultivating community takes humility. Self-importance, smugness, and stubborn pride destroy fellowship faster than anything else. Pride builds walls between people; humility builds relationship. Humility is the oil that smoothes and soothes relationship. You can develop humility in very practical ways: by admitting your weaknesses, by being patient with others’ weaknesses, by being open to correction, and by pointing the spotlight on others. Humility isn’t thinking less of yourself; it is thinking of yourself less. Humility is thinking more of others.                                  
Giving up our self centeredness and independence in order to become interdependent. The benefit of sharing life together far outweigh the costs, and it prepares us for heaven.