Oktober 23, 2011

Keinginan Hati Kita

Salahkah bila seorang murid Tuhan merindukan “keinginan hatinya” terwujud? Saya percaya apabila seorang bergembira di dalam Allah, maka Tuhan akan membuka mata rohaninya kepada “penglihatan-penghlihatan” dan “mimpi-mimpi” yang tidak mungkin dialaminya dalam keadaan biasa. Keinginan tidak ditanamkan Tuhan dalam diri seseorang untuk mengecewakan dia. Seorang murid tidak dapat mewujudkan keinginan hatinya sendiri hanya ketika ia mengejarnya dengan usaha sendiri.                                                                                   Allah mempunyai rencana bagi setiap anak-Nya, jauh melebihi apa yang dapat mereka bayangkan. Rencana itu adalah rencana damai sejahtera dan pengharapan, bukan kecelakaan. Keinginan manusia berasal dari dalam dirinya sendiri, sedangkan keinginan Allah untuk seseorang dating dari luar dirinya. Keinginan Allah itu ditanamkan dalam dirinya melalui hubungannya yang baru dengan Allah, tetapi dengan cara itu orang percaya diyakinkan bahwa keinginannya akan menjadi miliknya.                                                                          

Siapa yang dapat mengatakan tidak jika Allah mengatakan ya, dan siapa dapat menolak mimpi jika Allah mengatakan ya, dan siapa dapat menolka mimpi jika Allah memutuskan hal itu akan terjadi? “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelaaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer.29:11)

Standing Firm


"So use every piece of God’s armor to resist the enemy whenever he attacks, and when it is all over, you will still be standing up."
           –   Ephesians 6:13 
Daniel and his companions were tempted to forsake their godly heritage, but they refused. They even faced a fiery furnace rather than compromise. God honored their faith and mightily used them. Moses was surrounded by the luxury and godlessness of the Egyptian court, but cast in his lot with his own people. Lot lived in Sodom and saw the obscenities of that doomed city. God saved him out of it because he trusted in Him. Every one of our Lord’s apostles sealed their faith with their lives. Since then, history has been replete with the lives of men who have put God and His way of life above all else.

Tame Your Temper!

"Doest thou well to be angry?" - Jonah 4:4

You have a temper! There is nothing unique about that. 
Most people have tempers, in varying degrees, of course. 
God does not ask that you get rid of that temper. 
But He does say that if you are to be happy, it must be brought under control and rechanneled to proper use. 
God cannot use a man without a temper as well as one with a controlled temper. 
Too many professed Christians never get “wrought up” about anything;
 they never get indignant with injustice, with corruption in high places,
 or with the godless traffics which barter away the souls and bodies of men.
A quick temper will make a fool of you soon enough. 

Oktober 02, 2011

Doa dan Puasa


Daniel adalah gambaran soeorang pemimpin yang punya kepedulian tinggi terhadap bangsa Yehuda. Solidaritasnya atas penghukuman yang diberikan Tuhan terhadap bangsa Yehuda membuat dia melakukan doa dan puasa. Suatu kesadaran iman telah dibuktikan Daniel, bahwa cara menghadapi penghukuman adalah hanua dengan berdoa dan berpuasa untuk meminta pengampunan dari Tuhan. Doa dan puasa adalah dua spiritual seorang umat Tuhan. Doa dan puasa adalah gambaran kekuatan spiritual seorang umat Tuhan. Doa dan puasa adalah dua hal yang begitu mudah untuk diingat tetapi begitu sult untuk dilakukan. Banyak orang sering lupa untuk berdoa apalagi berpuasa. Padahal doa dan puasa adalah kekuatan kita sebagai umat Tuhan. Kita ingat bagaimana Tuhan Yesus ketika menghadapi pencobaan di padang gurun, Ia berdoa dan berpuasa, juga ketika menghadapi kematian-Nya berdoa di taman Getsemani. Kebenaran ini membuktikan bahwa berdoa dan berpuasa adalah merupakan unsur yang utama bagi orang percaya dalam menghadapi berbagai pergumulan di dunia ini. Karena itu merupakan suat tugas mulia kalau selaku orang tua mengajar-ajarkan kepada anggota keluarga bagaimana doa puasa melalui praktek yang berkesinambungan. 

Kasih Mengalahkan Segalanya


                                   Matius 27:29b

  Sungguh agung kasih Allah kepada kita. Ia rela mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal dating ke dalam dunia untuk menebus dosa dunia. Ia mempersembahkan segenap tubuh untuk menjadi korban perdamaian. Akibat dosa maka hubungan kita dengan Allah menjadi retak, namun dengan kematian Anak-Nya maka terciptalah hubungan yang mesra. 
     Bacaan hari ini menyaksikan kepadakita tingkah laku prajurit-prajurit yang memperlakukan Yesus dengan keji. Memberi salam kepada raja orang Yahudi adalah ejekan yang merendahkan ke-Ilahi-an-Nya. Menyemba Yesus yang bermahkotakan duri adalah sindiran dan olok-olokan yang menginjak-injak martabat Yesus. Kedaulatan seorang raja tidak berguna lagi, dengan demikian Ia telah dikalahkan dan ditaklukan sehingga tidak berdaya. Namun Ia tidak membalas dan tidak menolak tindakan mereka terhadap diri-Nya. Inilah lambang keagungan dan kemurnian kasih Yesus terhadap kita umat-Nya. Meski Ia dianiaya dan disiksa, namun Ia tetap setia dan taat menerima jalan sengsara dalam rangka membebaskan dan menyelamatkan kita umat Tuhan.                                                                                    Inilah mutiara yang berharga untuk kita hayati sebagai arti dan makna pengorbanan Yesus akan memotivasi kita sebagai keluarga Kristus untuk tetap setia kepada Dia Juruselamat kita. Lihatlah pengorbanan Yesus dan taatilah segala Firman-Nya, jangan mengabaikan perjuangan Yesus sebab Ia telah melakukan dan menjalaninya sebagai wujud cinta-Nya bagi umat-Nya. 

Oktober 01, 2011

Trust in God's Power


Education is important, but we must always keep in mind that the wisdom of God is better and more valuable than worldly education and human philosophy. The apostle Paul was a highly educated man, but he firmly stated that it was God's power that made his preaching valuable, not his education.
I know lots of people who graduate from college with honors and degrees and have difficulty getting jobs. I also know people who have not had the opportunity to go to college who depend on God to give them favor and they end up with great jobs. Where is your trust? Is it in God or in what you know? No matter what we know, or whom we know, our trust should be in Christ alone and in His power.
Paul mentioned in 1 Corinthians 1:21 that the world with all of its human wisdom and philosophy failed to know God, but He chose to reveal Himself, and save humankind through the foolishness of preaching. Sadly, we often find that the more highly educated some people are, the more difficult it is for them to have simple, childlike faith. Too much head knowledge and reasoning can actually work against us if we are not careful, because we can know God only by the Spirit and the heart, not by the brain. Be sure to let your faith rest in the power of God and not in human philosophy to help in all areas of life. God's power can overcome any obstacle you may face in life.

Giving Back What is His

You know that the hardest thing for you to give up is  your money. It represents your time, your energy, your talents, your total personality converted into currency. 
We usually hold on to it tenaciously, yet it is uncertain in value and we cannot take it into the next world. The Scripture teaches that we are stewards for a little while of all we earn.
 If we misuse it, as did the man who buried his talent, it brings upon us the severest judgment of God. The tithe is the Lord’s.
 If you use it for yourself, you are robbing God. 
We are to take the tithe as a standard, but to go beyond the tithe is an indication of our gratefulness for God’s gifts to us.
 In the midst of sorrow and trouble, this life has many blessings and enjoyments which have come from the hand of God. Even our capacity for love is a gift from God. 
We show our gratitude by giving back to Him a part of that which He has given to us.

Unconditional Love


"Keep yourselves in the love of God . . . "
–Jude 21
A husband and wife visited an orphanage where they hoped to adopt a child. In an interview with the boy they wanted, they told him in glowing terms about the many things they could give him. To their amazement the little fellow said, “If you have nothing to offer except a good home, clothes, toys, and the other things that most kids have—why, I would just as soon stay here.” “What on earth could you want besides those things?” the woman asked. “I just want someone to love me,” replied the little boy. There you have it! Even a little boy knows that “man shall not live by bread alone.” Our deeper yearnings and longings can be met only by a renewed
fellowship with the One in whose image we were created, God.