Januari 24, 2012

Kehidupan Baru


“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah dating.”  - 2 Korintus 5:17

Kehidupan baru di dalam Kristus: Betapa kebebasan yang tak terlukiskan saat dipisahkan  dari dosa! Tidak lagi diikat oleh dosa, tetapi mampu untuk hidup bagi Dia, kita dengan sukacita, berpacu ke dalam keberadaan kita yang baru. Namun pada waktunya, kecenderungan kita jatuh dalam dosa memudarkan karunia Bapa. Tiba-tiba kita merasa tidak begitu baru. Orang Kristen “lama” hanya perlu untuk berpaling kembali kepada Kristus untuk mendapat pengampunan-Nya, dan penyucian Roh akan membuat kita menjadi baru kembali. 

Pengaruh Perubahan Hidup


 “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” 
- Roma 6:4

Baptisan adalah gambaran dari kematian dari hidup yang lama, yang bersifat dosa dan awal kehidupan baru dengan iman; hidup yang Tuhan berikan kepada mereka yang mempercayai Dia. Percaya kepada Yesus akan berdampak pada perubahan hidup. Satu ketika, seorang berdosa “mati,” dan masuk dalam genggaman dosa. Kemudian, dia ditebus dan menjadi manusia sepenuhnya yang baru, dan hidup dalam Juruselamatnya. Hanya Yesus yang menawarkan kebebasan yang mulia seperti ini. Sudahkah Dia memberikannya kepada anda?

Januari 21, 2012

Preparation for Eternal Life


"Keep as sharp lookout! For you do not know when I will come. . . Watch for my return!"
–Mark 13:35, 36

Dwight L. Moody used to say, “I never preached a sermon without thinking that possibility the Lord may come before I preach another.” Dr. G. Campbell Morgan, the distinguished British clergy-man, said, “I never begin my work in the morning without thinking that perhaps he may interrupt my work and begin His own. I am not looking for death. I am looking for Him.”  That is the way a Christian should live his life – in the constant anticipation of the return of Jesus Christ! If we could live every day as though it may the very last one before the final judgment, what a difference it would make here on earth! But we don’t like to think that way. We don’t like to think that our carefully made plans, our long range schemes may be interrupted by the trumpet of God. Too many people would rather say, “Oh, well, the end of the world hasn’t come yet, so why think about it – it’s probably a thousand years away.”


Desember 14, 2011

Murid yang Hidupnya Sepadan dengan Allah


           Kita harus selalu ingat, bahwa Allah tidak asal saja mencari orang, ttetapi Ia mencari orang-orang yang sepadan; Ia bukan asal mencari murid, melainkan mencari murid-murid sepadan. Sebagai contoh, ketika Allah hendak menunjukkan siapakah Dia kepada manusia. Yesus Kristus sepadan dengan kepribadian Allah. Bukankah demikian kata-Nya kepada Filipus? “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:9)
  Kesepadanan adalah cara Allah menggunakan kehidupan seseorang untuk menjelaskan suatu prinsip atau kebenaran. Dalam Alkitab tidak terdapat pedoman tentang iman. Namun Alkitab menceritakan tentang Habel, Henokh, Nuh, dan Abraham untuk menunjukkan apa yang dimaksudnkan dengan iman itu, melalui cara hidup mereka. Ibrani 11 dengan mudah disebut sebagai “kesepadanan iman”. Ketika Allah ingin menunjukkan betapa besar kasih-Nya kepada kita, Ia membuat padanannya melalui kematian Anak-Nya di Golgota.
    Sebagai pengikut Kristus, kita diharapkan untuk menunjukkan pada dunia hidup yang sepadan dengan Injil. Paulus mendesak, “Hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus” (Flp. 1:27). Injil sebenarnya terdiri dari kumpulan kata, istilah, dan ungkapan saja, yang semuanya sukar dimengerti kecuali jika dijelaskan melalui hidup seseorang. Melalui hidup kita, orang yang belum diselamatkan seharusnya dapat segera melihat hubungan antara siapa kita dan apa yang dinyatakan dalam Injil.      

Dosa Ketidaksabaran

     Kita harus waspada terhadap dosa ketidaksabaran. Kesalahan besar yang dilakukan oleh anak yg hilang (Luk. 15:11-32)  bukanlah permintaan, “Berilah aku”, melainkan ketidaksabarannya yang membuat dia menginginkan bagian yang kelak akan jadi miliknya, “Berilah aku sekarang!” Ia tidak dapat menunggu waktu yang ditentukan bapanya, rencana bapanya; ia menentukan waktunya sendiri dan waktu itu sekarangjuga!                                                                                       
   Ketidaksabaran berarti merampas maksud Allah dan menggantikanya dengan maksudku sendiri. Allah sudah menjanjikan kekuatan-Nya kepada kita pada setiap tugas, dan ini berarti kita tidak dapat menerima pertolongan itu sampai tiba waktu Allah untuk bertindak. Bila kita dengan tidak sabar mempercepat tindakan tersebut menurut kehendak kita sendiri, bukan sumber daya Allah. Karena ketidaksabaran kita, kita melucuti diri kita sendiri dihadapan musuh, yaitu iblis. 
      Ketidaksabaran memberitahukan kepada Allah tentang apa yang penting, dan itu adalah kesalahan yang patut disesali. Allah akan bertindak apabila maksud-Nya sudah matang dan waktunya sudah tiba, bukan sebelumnya. Kita tidak dapat merampas kesempatan yang masih belum matang, sebab dengan cara itu kita mempermalukan Allah dan menghancurkan harapan kita sendiri. Kita hanya dapat menunggu dan membiarkan Dia “menunjukkan kasih-Nya” kepada kita (Yes. 30:18).