“Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api iitu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepo-sepoi basa. Segera sesudah Elia mendengarnya.” 1 Raja-Raja 19: 12-13
Seseorang bertanya kepada Joan of Arc mengapa Allah berbicara hanya kepadanya. Ia menjawab, “Tuan, Anda salah. Allah berbicara kepada semua orang. Saya hanya mendengarkan.”
Saat Allah berbicara kepada Samuel, seolah-olah anak laki-laki itu sedang berbaring diam-diam pada tengah malam. Bahkan saat itu, Samuel mulanya tidak mengenali suara Allah tersebut. Ia membutuhkan hikmat pembimbingnya yang berpengaalaman, Eli, untuk mengerti siapa yang sedang berkomunikasi dengannya. Tetapi berdasarkan berapa kali Samuel mendengar suara Allah sebagai seorang dewasa, jelas bahwa ia memang belajar mengidentifikasi, mendengarkan dan mematuhi suara Allah.
Para pemimpin sering menjadi orang-orang yang sibuk juga. Dan mereka dapat dengan mudah terperangkap dalam kegiatan kewajiban mereka. Jika Anda adalah sorang pemimpin, itulah sebabnya mengapa penting menyisiihkan saat teduh bagi diri sendiri dan mendengarkan pengarahan Allah. Seperti yang dikatakan Bill Hybels, “Para pemimpin perlu meminta Allah untuk memberikan telinga Samuel kepada mereka."