Ketika mendengar kata penderitaan biasanya kita berpikir tentang sakit secara fisik. Tetapi, penderitaan psikis adalah sama nyatanya dan kadang-kadang lebih merusak. Itu mungkin berupa kesedihan atau kesusahan batin yang tidak dapat Anda ekspresikan, bahkan pada teman dekat maupun pasangan. Itu mungkin menyerap kekuatan anda dan membahayakan kondisi psikis anda.
Paulus tahu rasanya mengalami penderitaan psikis; ia memberi tahu jemaat Korintus bahwa ia menulis surat kepada mereka dengan “hati yang sangat cemas dan sesak” (2 Kor. 2:4). Saat Yesus berada di Taman Getsemani, “sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa” (Luk. 22:4). Setelah menyangkal Tuhan tiga kali, Petrus, “pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya” (Luk. 22:62)
Tetapi ketika saat-saat seperti itu datang, Allah tetap mengasihani kita. Ia tidak meninggalkan kita. Ingat: “Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan dibawahmu ada lengan-lengan yang kekal” (Ul. 33:27)
Tetapi ketika saat-saat seperti itu datang, Allah tetap mengasihani kita. Ia tidak meninggalkan kita. Ingat: “Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan dibawahmu ada lengan-lengan yang kekal” (Ul. 33:27)