Our purpose is to love God and others through Jesus Christ -Sharing Christ with the world-
Desember 21, 2011
Desember 14, 2011
Murid yang Hidupnya Sepadan dengan Allah
Kita harus selalu ingat, bahwa Allah tidak asal saja mencari orang, ttetapi Ia mencari orang-orang yang sepadan; Ia bukan asal mencari murid, melainkan mencari murid-murid sepadan. Sebagai contoh, ketika Allah hendak menunjukkan siapakah Dia kepada manusia. Yesus Kristus sepadan dengan kepribadian Allah. Bukankah demikian kata-Nya kepada Filipus? “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:9)
Kesepadanan adalah cara Allah menggunakan kehidupan seseorang untuk menjelaskan suatu prinsip atau kebenaran. Dalam Alkitab tidak terdapat pedoman tentang iman. Namun Alkitab menceritakan tentang Habel, Henokh, Nuh, dan Abraham untuk menunjukkan apa yang dimaksudnkan dengan iman itu, melalui cara hidup mereka. Ibrani 11 dengan mudah disebut sebagai “kesepadanan iman”. Ketika Allah ingin menunjukkan betapa besar kasih-Nya kepada kita, Ia membuat padanannya melalui kematian Anak-Nya di Golgota.
Sebagai pengikut Kristus, kita diharapkan untuk menunjukkan pada dunia hidup yang sepadan dengan Injil. Paulus mendesak, “Hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus” (Flp. 1:27). Injil sebenarnya terdiri dari kumpulan kata, istilah, dan ungkapan saja, yang semuanya sukar dimengerti kecuali jika dijelaskan melalui hidup seseorang. Melalui hidup kita, orang yang belum diselamatkan seharusnya dapat segera melihat hubungan antara siapa kita dan apa yang dinyatakan dalam Injil.
Dosa Ketidaksabaran

Ketidaksabaran berarti merampas maksud Allah dan menggantikanya dengan maksudku sendiri. Allah sudah menjanjikan kekuatan-Nya kepada kita pada setiap tugas, dan ini berarti kita tidak dapat menerima pertolongan itu sampai tiba waktu Allah untuk bertindak. Bila kita dengan tidak sabar mempercepat tindakan tersebut menurut kehendak kita sendiri, bukan sumber daya Allah. Karena ketidaksabaran kita, kita melucuti diri kita sendiri dihadapan musuh, yaitu iblis.
Ketidaksabaran memberitahukan kepada Allah tentang apa yang penting, dan itu adalah kesalahan yang patut disesali. Allah akan bertindak apabila maksud-Nya sudah matang dan waktunya sudah tiba, bukan sebelumnya. Kita tidak dapat merampas kesempatan yang masih belum matang, sebab dengan cara itu kita mempermalukan Allah dan menghancurkan harapan kita sendiri. Kita hanya dapat menunggu dan membiarkan Dia “menunjukkan kasih-Nya” kepada kita (Yes. 30:18).
November 27, 2011
Membentuk karakter membutuhkan fokus dan kesabaran, dengan memperhatikan detail serta kemampuan untuk konsistern dengan waktu. Sementara Tuhan adalah Penjuna kita yang utama,
kita juga berperan sebagai penjuna bagi diri kita dalam membentuk karakter kita.
Makin kita tertekan,
makin kecil kemungkinannya
bagi kita untuk membentuk karakter
yang baik
Kesadaran
“Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang yang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal budi maupun suara hati mereka najis.”
-Titus 1:15
Kesadaran menyerupai sebuah pasak persegi yang tajam dalam hati kita. Saat kita diperhadapkan dengan situasi yang membutuhkan pengambilan keputusan benar atau salah, pasak tadi mulai melengkung. Sudutnya kena pada hati kita dan memperingatkan kita secara naluriah bahwa kita menghadapi suatu situasi dimana kita harus mengambil pilihan untuk melawan yang buruk dan berpihak pada yanga baik.
Akan tetapi, jika kesadaran tidak dihiraukan dari waktu ke waktu, maka ujung-ujung pasak itu akan menjadi aus secara bertahap dan menjadi sebuah lingkaran yang bengkok dan berputar sekehendaknya. Ketika lingkaran tadi berputar-putar dalam hati kita, tidak ada lagi hati sanubari yang memberi peringatan. Hasilnya, kita tidak dapat lagi memiliki kesadaran.
Sering kali orang beranggapan bahwa pikirannya kian luas, padahal hanya kesadarnnya yang membesar. Kesadaran yang baik benar-benar merupakan karunia Tuhan. Taati peringatannya sejak awal, maka Anda akan banyak terhindar dari sakit hati maupun sakit kepala.
November 26, 2011
Limitless God
"The Lord thy God in the midst of thee is mighty; he will save, he will rejoice over thee with joy . . . "
–Zephaniah 3:17The world’s millions could come down to the beach and reach out their hands to be filled with sea water. They could each take as much as they wanted, as much as they needed—and still the ocean would remain unchanged. Its might and power would be the same, the life in its unfathomable depths would continue unaltered, although it had supplied the needs of every single person standing with outstretched hands along its shores.