DIAMBANG KEMATIAN,
TAK ADA ORANG YANG
PERNAH BERKATA:
“KALAU SAJA AKU DAPAT LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN WAKTU UNTUK BEKERJA”
Pengarang dan Pendeta
asal Belanda, HENRI NOUWEN, mengakui dalam bukunya “In the Name Of Jesus” bahwa
dia merasa seolah-olah berada dalam rutinitas selama lebih dari 20 tahun
terakhir.
Nouwen berhasil dalam
bidang akademisnya secara luar biasa serta dalam bidang kajian bergengsi
lainnya.
Tetapi menurutnya,
“saat saya memasuki usia lima puluhan… saya diperhadapkan dengan pertanyaan
sederhana, “Apakah dengan menjadi lebih tua saya lebih dekat dengan Yesus”.
Setelah 25 tahun menjadi Pendeta, saya sadar bahwa saya jarang berdoa, hidup
jauh dari orang lain, dan menghabiskan waktu dengan masalah-masalah hangat…,
suatu pagi saya terbangun dengan kesadaran bahwa saya hidup ditempat yang
gelap”.
Nouwen meminta agar
Tuhan menunjukkan kepadanya ke mana dia harus pergi dan Tuhan memperjelas bahwa
dia harus meninggalkan peran bergengsinya sebagai guru besar terkenal dan
bergabung dengan komunitas L’ARCHE bagi kaum penyandang cacat mental. Dengan
kata-kata Nouwen, “Tuhan berkata, “Pergi dan tinggallah di antara orang yang
miskin secara rohani, maka mereka akan menyembuhkanmu”.
Maka, itulah yang dia
lakukan. Dia mendapat banyak pelajaran, sebagian menyakitkan, sebagian memalukan,
namun semuanya membuat dia menjadi hamba yang rendah hati serta teman yang
penuh kasih dan hangat.
Nouwen mulai
menyadari: bukan pekerjaan yang membentuk manusia, namun hubungan dengan sesama.
* Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
Tuhan
dan bukan untuk manusia *
~ Kolose 3 : 23 ~