Pada bulan Desember, umat Kristiani merayakan natal di mana-mana. Tidak ada yang terkecuali, semua bertujuan sama, bergembira memperingati hari kelahiran juru selamat. Yang berbeda hanya cara merayakannya saja. Ada yang sederhana sampai yang mewah. Juru selamat, yaitu Yesus Kristus, lahir ke dunia tidak sama dengan kelahiran anak manusia biasa. Ia memiliki tujuan yang jelas.Kristua sengaja menjelma menjadi manusia unyuk menyelamatkan kita. Sayang sekali jika natal disamakan dengan memperingati kelahiran anak-anak kita dengan mengutamakan pestanya saja.
Orang yang hanya tertarik pada bintang tamunya, atau pembircara ternamanya saja tidak salah jika mengadakan perayaan. Tetapi jangan kita melupakan makna yang sebenarnya bahwa Yesus lahir ke dunia untuk menyelamatkan kita. Jadi apa yang kita persembahkan untuk Dia. Apakah hanya perayaan mewah, bergembira, pulang dengan lelah, berkesan dengan sajian hiburan dan bintang tamunya, lalu hilang maknanya begitu saja? Orang Majus dari timur datang melihat bayi Yesus dan mereka mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan Yesus. Apa yang terbaik dari kita yang kita punya saat ini? Harta? Yesus tidak membutuhkan harta kita. Persembahkanlah buah pertobatan yang benar, bukan hanya bertobat dan lahir baru, lalu biasa-biasa saja. Persembahkanlah pola hidup yang benar setiap hari, persembahkan waktu yang kita miliki untuk kemulian-Nya dengan mempersembahkan pelayanan yang lebih baik lagi dan melayani Dia dengan lebih sungguh lagi. Merayakan kelahiran juru selamat, berarti mengingatkan kita untuk mengerti makna lahir kembali dalam Kristus, mengisi setiap lembaran hidup kita untuk berkarya dan memuliakan namaNya. Semakin kita memperbaiki setiap aspek kehidupan kita hanya untuk menyenangkan dan memuaskan hatiNya.
Kristus lahir bukan seperti manusia biasa. Ia sangat sederhana namun memiliki tujuan jelas dan mulia untuk kita. Kado apa yang kita akan persembahkan dari kehidupan kerohanian kita pada Kristus? Apakah hanya sekedar pesta, lalu usai dalam kelelahan dan kepuasan manusia-manusia tetapi tidak menyenangkan hati Tuhan?