"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu."
1 Yohanes 2:15
Banyak orang Kristen terus mengembangkan berbagai keinginan dalam dirinya, yang pada dasarnya merupakan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Mereka mencari formula doa yang didengar dan dikabulkan oleh Tuhan, agar hasratnya dipenuhi; mereka melakukan apa saja yang merupakan investasi agar Tuhan mengembalikannya dalam bentuk harta berlipat kali ganda. Seharusnya keinginan Tuhan lah yang menjadi keinginan kita dan bukannya sebaliknya.
Ini ironis, sebab Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa keinginan-keinginan tersebut bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia yang sedang lenyap dengan keinginannya. Keinginan-keinginan tersebut akan membutakan mata pengertian orang, sehingga tak bisa hidup dalam pimpinan Roh Allah. Tuhan ingin kita menanggalkan keinginan-keinginan dari diri kita sendiri, dan menggantikannya dengan kehendak Allah, keinginan yang berasal dari Allah. Semakin kita berusaha mengenal-Nya melalui kebenaran Firman, semakin dalam kita mengerti pimpinan Roh Allah dalam hidup kita.
Apabila kita dipimpin oleh Roh Allah, kita adalah anak-anak Allah (Rm. 8:14).Tetapi Alkitab mengatakan bahwa tidak mudah kita disahkan sebagai anak-anak Allah. Memang kita diberi hak istimewa (ἐξουσία, eksusía) supaya bisa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12–13), tetapi apabila kita tidak memanfaatkan hak-hak istimewa tersebut, kita tidak pernah disebut anak-anak Allah. Hak-hak istimewa itu adalah pendampingan Roh Kudus, Firman Tuhan, penggarapan Tuhan dalam segala peristiwa kehidupan, dan jaminan pemeliharaan Tuhan yang sempurna.
Terus mengasihi dunia dan mengembangkan keinginan-keinginan duniawi merupakan tindakan yang menyia-nyiakan hak istimewa dari Tuhan. Dunia mengajak manusia membangun Firdaus di bumi ini, tetapi Tuhan menyediakan Firdaus di langit dan bumi baru. Orang yang mengumbar keinginan duniawi tidak mungkin menjadi sahabat Allah. Jadi jelas bahwa orang yang tidak mau menanggalkan keinginan dunianya bukanlah umat kerajaan Surga, melainkan umat kerajaan dunia yang dipersiapkan Iblis untuk tinggal bersamanya dalam kegelapan abadi.
Kalau kita tidak memutuskan untuk segera keluar dari cara hidup yang salah itu, sampai mati pun kita tidak akan pernah memahami bagaimana hidup dipimpin oleh Roh Allah, sebab Roh Allahlah yang memimpin kita melakukan kehendak-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi marilah kita matikan keinginan dari diri kita, dan menyediakan diri kita untuk dipimpin oleh Roh-Nya melalui pemahaman kebenaran Firman-Nya yang murni. Maka kita pun akan semakin mengerti kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm. 12:2).
Apabila kita dipimpin oleh Roh Allah, kita adalah anak-anak Allah (Rm. 8:14).Tetapi Alkitab mengatakan bahwa tidak mudah kita disahkan sebagai anak-anak Allah. Memang kita diberi hak istimewa (ἐξουσία, eksusía) supaya bisa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12–13), tetapi apabila kita tidak memanfaatkan hak-hak istimewa tersebut, kita tidak pernah disebut anak-anak Allah. Hak-hak istimewa itu adalah pendampingan Roh Kudus, Firman Tuhan, penggarapan Tuhan dalam segala peristiwa kehidupan, dan jaminan pemeliharaan Tuhan yang sempurna.
Terus mengasihi dunia dan mengembangkan keinginan-keinginan duniawi merupakan tindakan yang menyia-nyiakan hak istimewa dari Tuhan. Dunia mengajak manusia membangun Firdaus di bumi ini, tetapi Tuhan menyediakan Firdaus di langit dan bumi baru. Orang yang mengumbar keinginan duniawi tidak mungkin menjadi sahabat Allah. Jadi jelas bahwa orang yang tidak mau menanggalkan keinginan dunianya bukanlah umat kerajaan Surga, melainkan umat kerajaan dunia yang dipersiapkan Iblis untuk tinggal bersamanya dalam kegelapan abadi.
Kalau kita tidak memutuskan untuk segera keluar dari cara hidup yang salah itu, sampai mati pun kita tidak akan pernah memahami bagaimana hidup dipimpin oleh Roh Allah, sebab Roh Allahlah yang memimpin kita melakukan kehendak-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi marilah kita matikan keinginan dari diri kita, dan menyediakan diri kita untuk dipimpin oleh Roh-Nya melalui pemahaman kebenaran Firman-Nya yang murni. Maka kita pun akan semakin mengerti kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm. 12:2).
Menanggalkan keinginan duniawi adalah keharusan supaya kita dapat hidup dalam pimpinan Roh Allah.