Ketika Paulus bertemu dengan Tuhan Yesus dalam perjalanannya
ke Damaskus, ia menemukan dua pertanyaan terpenting dalam kehidupannya (Kisah
Para Rasul 9:5-6).
Ia bertanya:
- “Siapakah Engkau, Tuhan?”
- “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” (Kisah Para Rasul 22:10)
Kedua pertanyaan ini mengarah kepada INTI KEKRISTENAN:
“Siapakah Engkau Tuhan?”, mencakup hubungan mengenal Kristus
lebih dalam.
“Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?”, mencakup tugas yang
direncanakan Kristus bagi kita.
Pertanyaan pertama dan paling penting didalam kehidupan
adalah mengenal Kristus/Allah (Yohanes 17:3).
Hanya melalui hubungan yang baik dengan Allah/Kristus maka
kita dimampukan untuk menggenapi tugas kita dan menyatakan Kristus kepada dunia.
Rasul Paulus semakin bergairah untuk mengenal Tuhan Yesus
lebih dalam lagi meskipun sudah dua puluh delapan tahun berlalu sesudah
perjumpaanya dengan Tuhan Yesus diperjalanan ke Damaskus.
Ia menyatakan bahwa “yang kukehendaki ialah mengenal Dia” (Filipi
3:10).
Meskipun dia telah memiliki segudang pengalaman berjumpa dan
melihat Tuhan (Kisah Para Rasul 26:16 ; 2 Korintus 12:1), namun ia masih saja
merindukan pengenalan yang lebih tinggi lagi dengan Kristus. Jadi ada
tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengenalan akan Allah/Kristus.
Tingkatan pengenalan itu sebagai :
Hubungan antara hamba dan tuan sangat dangkal karena ada gap status sosial, dll (Yohanes 15:15).
2. Sahabat dengan sahabat.
Hanya dengan sahabat-sahabat dekatnya seorang bos menceritakan dan mendiskusikan ide dan pikiran-pikirannya.
Abraham disebut “Sahabat Allah”, maka Allah membukakan rahasia-rahasiaNya kepadanya
(2 Tawarikh 20:7 ; Yesaya 41:8 ; Yakobus 2:23 ; Kejadian 18:17 dst)
3. Mempelai Perempuan dan Mempelai Laki-Laki.
Hubungan yang lebih intim dan mesra daripada hubungan sebagai sahabat. Allah berkata didalam hati-Nya, namun orang yang mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan dapat mendengarnya. Musa lebih mendengar suara hati Tuhan daripada kata-kata-Nya. Maka Musa dapat mengubah pikiran Allah dan Israel luput dari kebinasaan.
4. Anak dengan Bapa.
Baik hubungan sebagai mempelai maupun sebagai anak sangat terkait dengan ikatan batin.“Jikalau kamu adalah anak, maka kamu adalah ahli-ahli waris, oleh Allah” (Galatia 3:26 ; 4:6-11)
Kita diciptakan oleh Dia dan
untuk Dia, agar hidup kita mendatangkan kesukaan bagi Tuhan (Kolose 1:16 ;
Wahyu 4:11).
Setiap orang yang bertumbuh dalam mengenal Kristus akan meng-amin-kan firman Tuhan didalam Mazmur 100:3 ; 1 Korintus 6:19-20. Dengan sukacita dia akan melakukan tugasnya dalam berpartisipasi melayani Tuhan sesuai dengan Karunia-karunia dan talenta serta berkat yang dipercayakan Tuhan kepadanya selama hidupnya dibumi.
Setiap orang yang bertumbuh dalam mengenal Kristus akan meng-amin-kan firman Tuhan didalam Mazmur 100:3 ; 1 Korintus 6:19-20. Dengan sukacita dia akan melakukan tugasnya dalam berpartisipasi melayani Tuhan sesuai dengan Karunia-karunia dan talenta serta berkat yang dipercayakan Tuhan kepadanya selama hidupnya dibumi.
IMANUEL
- To be Continue to PART III