IMAN YANG LEMAH DAN IMAN YANG TEGUH
Kita harus ingat, bahwa sekalipun semua IMAN pada dasarnya
sama, namun tingkatannya tidak sama. Tingkatan IMAN seperti tingkatan kedalaman
sebuah sungai, kadang tinggi, kadang rendah, tergantung situasi yang ada.
Tingkatan IMAN yang pertama adalah :
- IMAN yang Lemah :
Itulah tingkatan IMAN yang
tampaknya sering dimiliki Murid-Murid Yesus; itulah sebabnya Yesus berkata,
“Kamu yang kurang percaya” (Matius 8:26). Iman jenis ini seperti pohon yang
masih muda, yang memerlukan banyak perawatan dan perhatian. Badai kecil saja
sudah dapat melengkungkan atau mematahkannya. Hal ini tidak tergantung pada
urutan waktu, karena mereka yang sudah lama menjadi murid Kristus dapat juga
mengalami hal ini sama seperti mereka yang baru.
Penyebabnya adalah dua hal :
1.
Kurangnya pemahaman tentang keberadaan Allah.
2. Kurangnya komitmen terhadap
apa yang sedang Dia lakukan.
Murid-murid Yesus tidak kurang
komitmen, tetapi kurang pengertian; karena itulah IMAN mereka lemah.
Sebaliknya, orang yang lemah imannya yang disebutkan Paulus (Roma 14:1),
memiliki komitmen yang belum dewasa kepada Allah.
Tingkatan IMAN yang kedua adalah:
- IMAN yang Teguh :
Itulah Iman yang ditopang Allah.
Sebagai contoh, Allah secara khusus berbicara kepada Abraham bahwa walaupun ia
belum punya anak, namun ia akan menjadi ayah dari banyak bangsa. Saat Allah
menopang “pengharapan” Abraham, Iman-nya menjadi kuat dan teguh; ia tidak lagi
mempunyai iman yang “lemah” (Roma 4: 18-19). Iman yang teguh berarti aku tidak
lagi ragu-ragu karena Allah telah mengatakan bahwa hal itu pasti terjadi.
Kita dapat berusaha untuk
menguatkan iman yang lemah, namun tidak ada yang dapat kulakukan untuk iman
yang teguh; dalam arti yang sesungguhnya, iman yang teguh adalah “pemberian
Allah” (Efesus 2:8). Artinya Allah memiliki kedaulatan untuk memilih melakukan
sesuatu dan Ia dengan penuh kemurahan mengikut sertakan aku dalam pekerjaan
ini. Ketika Dia melakukannya, aku bersuka cita.
Suka cita iman ku, seperti yang
dimiliki Maria, dengan cepat tersebar dan orang lain bersuka cita juga (Lukas
1:44-46).
Tuhan, pimpinlah kami kepada iman
dalam kepastian dan sukacitanya!.
*Waktu aku takut, aku ini percaya
kepada-Mu (Mazmur 56:4)*